IINFO-TARGER.COM | TANGERANG SELATAN
Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang dikucurkan Pemerintah untuk SMA Negeri 10 Tangerang Selatan ternyata diduga telah disalahgunakan. Temuan ini muncul setelah kunjungan Tim Investigasi Perkumpulan Pemimpin Redaksi Independen (PPRI) Indonesia ke sekolah tersebut.
Pada 21 Maret 2023, Pemerintah mencairkan dana BOS sebesar Rp634.939.882,00 untuk SMA Negeri 10 Tangerang Selatan, yang seharusnya digunakan untuk 797 siswa. Namun, setelah dilakukan pemeriksaan, ada indikasi kuat bahwa dana tersebut dimanipulasi.
Kepala SMA Negeri 10, Usman, mengklaim bahwa pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah memerlukan lebih dari Rp500.000.000,00 per tahun. Namun, data yang ditemukan oleh Tim Investigasi menunjukkan adanya kejanggalan. Dana tahap pertama dari Maret 2023 menunjukkan pengeluaran untuk langganan daya dan jasa sebesar Rp100.139.184,00, dan pemeliharaan sarana prasarana Rp116.698.182,00. Sementara itu, dana tahap kedua dari Juli 2023 sebesar Rp637.600.000,00 menunjukkan pengeluaran yang tampaknya tidak sesuai dengan klaim kepala sekolah.
Menurut sumber internal yang enggan disebutkan namanya, selama kepemimpinan Usman, hanya renovasi kantin yang dilakukan, sementara proyek-proyek lain seperti pembangunan theater dan pengecatan lapangan merupakan hasil kerja kepala sekolah sebelumnya, H. Enan. Data menunjukkan bahwa biaya langganan daya dan jasa serta pemeliharaan sarana prasarana tidak sesuai dengan yang dilaporkan.
Konfirmasi dengan pihak PLN mengungkapkan bahwa tagihan listrik untuk sekolah dengan daya 7000 Volt seharusnya sekitar Rp60.000.000 per tahun, jauh dari jumlah yang dilaporkan. Pertanyaan besar muncul mengenai alokasi dana yang tidak sesuai dengan realisasi di lapangan.
PPRI kini tengah mengumpulkan bukti dan rencana melaporkan kasus ini ke pihak berwenang. Dana BOS yang dimaksud seharusnya menjadi dukungan pendidikan untuk siswa-siswi, namun tampaknya telah disalahgunakan oleh oknum-oknum tertentu.
