INFO-TARGET.COM | PESISIR BARAT – Suasana di Pekon Way Narta, Kecamatan Pesisir Utara, memanas pada Kamis (14/8/2025). Puluhan warga berbondong-bondong mendatangi Kantor Kecamatan untuk menolak keras rencana pelantikan kembali Basri sebagai Kepala Pekon (Peratin).
Bukan tanpa alasan, Basri yang pernah menjabat Peratin ini sebelumnya dicopot setelah tersandung skandal asusila di Balai Desa yang terekam CCTV, bersama seorang aparat pekon yang berstatus istri orang lain. Peristiwa itu dianggap telah meruntuhkan kehormatan pribadi sekaligus mencoreng nama baik desa.
Kemarahan warga kian memuncak karena Basri juga diduga terlibat dalam penyalahgunaan dana pembangunan desa, serta dianggap tidak adil dalam menyalurkan bantuan sosial—yang disebut-sebut hanya diberikan kepada warga yang memiliki kedekatan pribadi dengannya.
“Kami tidak mau dipimpin oleh orang yang merusak moral dan merugikan rakyat. Ini soal kehormatan, harga diri, dan masa depan desa,” tegas Nasrudin, salah satu warga, disambut sorakan setuju dari massa yang hadir.
Aksi protes yang sempat memanas akhirnya difasilitasi oleh pihak kecamatan melalui musyawarah di aula kantor. Pertemuan itu dihadiri Camat, Sekcam, Kasi Pemerintahan, LHP, LPM, tokoh adat, tokoh agama, tokoh masyarakat, dan puluhan warga. Suasana berlangsung tegang, namun tetap tertib, dengan warga secara bergantian menyampaikan alasan penolakan mereka.
Dalam forum tersebut, warga menyerahkan tuntutan tertulis kepada Bupati melalui Camat, berisi lima poin:
1. Menunda pengukuhan Basri sebagai Peratin Way Narta.
2. Menolak penunjukan Irwansyah (Juru Tulis) sebagai Plh Peratin.
3. Mengembalikan Pj Peratin sebagai pengganti Basri.
4. Memberhentikan Basri secara permanen sesuai hukum yang berlaku.
5. Menolak Basri memimpin Pekon Way Narta di masa mendatang.
Warga menegaskan, jika tuntutan ini diabaikan, mereka siap menggelar aksi yang lebih besar dengan melibatkan masyarakat dari berbagai lapisan. Mereka meminta pemerintah daerah mengambil langkah tegas demi menjaga persatuan dan memastikan kepemimpinan desa berada di tangan orang yang bersih dan berintegritas.
“Kesalahan masa lalu jangan sampai terulang. Pemimpin harus jadi teladan, bukan jadi bahan gunjingan,” tutup salah satu tokoh masyarakat dalam pertemuan itu.
Timred