INFO-TARGET.COM | SUKABUMI – Ratusan warga Desa Munjul, Kecamatan Ciambar, Kabupaten Sukabumi, menggelar aksi protes di kantor desa pada Senin (29/9) siang. Mereka menuntut kepastian pembangunan jalan pengganti yang terputus akibat konstruksi Tol Bogor–Ciawi–Sukabumi (Bocimi) Seksi 3.
Aksi ini muncul dari kekecewaan warga atas lambatnya realisasi janji pihak perusahaan. Sejak pertemuan awal pada Januari 2025, warga mengaku belum melihat langkah konkret dari PT KDA, PT Waskita, maupun kontraktor terkait.
“Sudah sembilan bulan menunggu. Janji terus diberikan, tapi eksekusi nyata tidak ada. Ini bukan sekadar soal jalan, tapi menyangkut aktivitas dan keselamatan warga sehari-hari,” ujar Rudi Kurniawan (43), warga Kampung Tegal Lega.
Akses vital yang menghubungkan Kampung Tegal Lega, Sekarsari, dan Cibuluh kini benar-benar terputus. Warga terpaksa melintasi jalur proyek yang sempit dan rawan bahaya. Bahkan, Rudi menyebutkan, pernah terjadi insiden nyaris tertimpa material konstruksi saat melintas menggunakan sepeda motor.
“Jika tidak segera ditangani, risiko kecelakaan akan meningkat. Kami tidak menolak pembangunan tol, tapi hak dan keselamatan warga harus dijamin,” tegasnya.
Warga menyoroti minimnya pengawasan di lokasi. Penjagaan akses jalan oleh pihak proyek hanya berlangsung satu hari, kemudian kembali terbengkalai, sehingga warga harus menghadapi risiko sendiri.
Audensi di Balai Desa Munjul berlangsung tegang. Warga menuntut kepastian tertulis dari perusahaan, namun hingga sore hari PT KDA belum bersedia menandatangani komitmen. Warga mengancam akan mendatangi kantor perusahaan jika tidak ada keputusan final pada Selasa pukul 12.00 WIB.
“Kami menghargai sikap tegas Camat Ciambar dan aparat desa. Tapi jika perusahaan tetap menghindar, kami akan menempuh jalur langsung,” kata Rudi.
Proyek Tol Bocimi Seksi 3 digadang-gadang menjadi solusi kemacetan sekaligus penggerak ekonomi Sukabumi. Namun bagi warga Munjul, pembangunan ini justru memutus akses vital dan menimbulkan ketidaknyamanan sosial.
“Jika pemerintah serius menangani, masalah sederhana seperti penyediaan jalan pengganti tidak akan berlarut-larut. Ini soal komitmen dan kepedulian terhadap warga,”.
(Timred. Sukabumi)