DLH SUKABUMI DORONG WARGA LAWAN PERUBAHAN IKLIM MELALUI PROKLIM DI DESA KUTAJAYA.

INFO-TARGET.COM | SUKABUMI – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Sukabumi menggelar sosialisasi dan evaluasi Program Kampung Iklim (PROKLIM) di Aula Desa Kutajaya pada Rabu, 4 Juli 2025. Kegiatan ini merupakan upaya memperkuat kesadaran dan peran aktif masyarakat dalam menghadapi dampak perubahan iklim yang kian nyata.

Kegiatan ini melibatkan berbagai unsur masyarakat, mulai dari Kepala Desa Kutajaya, perwakilan PT AIO selaku mitra PROKLIM, Bhabinkamtibmas, Babinsa, Ketua serta anggota PROKLIM, hingga warga lingkungan RW 04 yang menjadi lokasi awal pelaksanaan program. Dukungan PT AIO sebagai mitra desa turut memperkuat pelaksanaan program ini.

Program Kampung Iklim (PROKLIM) di Aula Desa Kutajaya pada Rabu, 4 Juli 2025.

Kepala Bidang Pengendalian dan Pencemaran DLH Sukabumi mengungkapkan bahwa perubahan iklim yang kini terjadi “seperti musim kemarau berkepanjangan, hujan tidak menentu, meningkatnya suhu udara, serta meningkatnya intensitas bencana seperti banjir dan angin puting beliung” sangat dipengaruhi oleh perilaku manusia.

“Industri, transportasi, penggunaan pestisida berlebihan, hingga sistem pengelolaan sampah yang belum maksimal turut mempercepat perubahan iklim. PROKLIM hadir untuk merespons tantangan tersebut secara nyata,” ujarnya.

PROKLIM sendiri merupakan program nasional yang mengapresiasi partisipasi masyarakat dalam upaya adaptasi dan mitigasi perubahan iklim. Mitigasi dilakukan melalui penghijauan, konservasi mata air, pengelolaan air hujan, serta pengolahan sampah secara mandiri dan berkelanjutan.

Ahli Muda Pengendalian Dampak Lingkungan DLH menambahkan bahwa PROKLIM menjadi bagian dari komitmen Indonesia dalam mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK). Saat ini, baru terbentuk sekitar 11.000 Kampung PROKLIM dari target 20.000 kampung se-Indonesia.

β€œDalam satu abad ke depan, diperkirakan 75 persen makhluk hidup di bumi akan terdampak perubahan iklim. Maka dari itu, pelaksanaan PROKLIM secara masif sangat dibutuhkan,” tegasnya.

Sementara itu, Ahmad Nabawi (Sekdes), salah satu penggerak PROKLIM, menekankan bahwa evaluasi PROKLIM bukan sekadar mengejar penghargaan, tetapi lebih pada membentuk pola hidup baru masyarakat. β€œPemilahan sampah dari sumbernya adalah bentuk mitigasi sederhana namun berdampak besar. Jika ada reward, itu hanya bonus,” ujarnya.

Senada dengan itu, H. Udin Suherman Kepala Desa Kutajayacmengajak masyarakat agar tidak menganggap PROKLIM sebagai beban, melainkan pemicu perubahan menuju lingkungan yang lebih baik.

β€œMari semangat menjaga bumi ini. Kurangi penggunaan plastik dan mulai dari kebiasaan kecil yang berdampak besar,” pungkasnya.

By : Bang_Vo

Array
Related posts
error: Content is protected !!