WARGA SUKABUMI, SIMAK PESAN PENTING GUBERNUR JABAR DEDI MULYADI!

INFO-TAGET.COM | SUKABUMI – Pada Senin (14/4/2025), Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, berbagi wawasan berharga dalam peringatan Hari Ulang Tahun Kota Sukabumi. Dalam pidatonya yang menginspirasi, Dedi menekankan pentingnya kembali pada nilai-nilai budaya dan filosofi Sunda.

Berlangsung di Pendopo Sukabumi, Gubernur mengajak seluruh masyarakat untuk mencermati kembali hubungan harmonis antara manusia, alam, dan spiritualitas. Dalam pandangannya, setiap individu adalah bagian dari lakon besar yang harus dilalui dengan kesadaran dan rasa syukur.

Dedi menggarisbawahi bahwa peradaban Sunda bukanlah berlandaskan kekuatan logam, melainkan dari awi (bambu) yang mengajarkan kesederhanaan dan keberlanjutan. “Hidup tidak membutuhkan penggalian di dalam tanah; alam telah memberikan segala yang diperlukan,” tegasnya.

Menggunakan falsafah “papat kalima pancer”, yang menggambarkan keseimbangan antara tanah, air, udara, dan api, ia menyerukan untuk mengembangkan tatanan sosial serta pertanian yang berbasis pada prinsip keberlanjutan.

Gubernur juga mengadvokasi penerapan sistem pertanian organik sebagai langkah konkret mengurangi ketergantungan pada impor dan merawat lingkungan. Menurut Dedi, pertanian organik merupakan bagian dari nilai-nilai Sunda yang mengedepankan saling asah, asih, dan asuh. “Pertanian organik adalah gaya hidup. Kita harus saling mencintai,” tambahnya.

Lebih dari itu, Dedi menekankan perlunya pengelolaan sumber daya lokal dan mengurangi ketergantungan pada pupuk serta bahan kimia dari luar. Ia menyoroti pula adanya kekurangan dalam birokrasi yang sering terjebak pada alasan-alasan yang tidak relevan, serta jarang mengutamakan pelayanan publik yang nyata.

Dedi mengingatkan para pemimpin untuk tampil sebagai pelayan rakyat, bukan sebaliknya. “Kepemimpinan saat ini harus kembali pada esensi melayani,” ungkapnya.

Pendidikan pun mendapatkan perhatian khusus, di mana Gubernur menyatakan keprihatinan atas hilangnya nilai-nilai kemandirian dan kedisiplinan di kalangan generasi muda akibat ketergantungan pada teknologi.

Di akhir pidato, Dedi menekankan bahwa pemimpin harus berada di garis depan, siap menghadapi tantangan, dan menjadi teladan bagi rakyat. Ia mengajak semua pihak untuk kembali menggerakkan nilai-nilai yang bersumber dari budaya lokal, bukan hanya meniru dari luar.

Reporter: Kbr. Gnjr | Redaktur: Agus

Array
Related posts
error: Content is protected !!